
Yogyakarta, PT Rifan Financindo Berjangka – Harga emas global diprediksi akan mencetak rekor baru menjelang akhir tahun 2024. Tren kenaikan harga emas semakin jelas, didorong oleh ketidakpastian ekonomi global serta kebijakan moneter longgar dari berbagai bank sentral, termasuk Federal Reserve AS. Saat ini, emas terus menjadi pilihan utama bagi para investor sebagai aset pelindung (safe haven) di tengah kondisi pasar yang bergejolak.
Menurut laporan terbaru, harga emas telah menembus angka US$ 2.659 per troy ons, memperkuat posisi emas di level tertinggi sepanjang masa. Proyeksi ke depan menunjukkan adanya peluang besar bagi emas untuk kembali mencetak rekor baru pada akhir tahun, terutama jika ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik terus berlanjut.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi lonjakan harga emas meliputi kebijakan moneter longgar yang diterapkan oleh The Federal Reserve. Bank sentral AS telah memangkas suku bunga secara agresif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, yang melemah akibat berbagai ketidakpastian global. Langkah ini mendorong minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai.
Selain itu, ketidakstabilan geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan di Ukraina turut memperkuat daya tarik emas. Sepanjang tahun ini, harga emas telah mencatat kenaikan lebih dari 28%, menandai pertumbuhan tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Potensi Rekor Baru di Akhir Tahun
Dengan situasi global yang masih belum stabil, banyak analis percaya bahwa emas memiliki potensi besar untuk terus mencatatkan kenaikan hingga akhir 2024. Investor cenderung meningkatkan eksposur mereka pada emas seiring dengan meningkatnya ketidakpastian di pasar ekuitas dan aset berisiko lainnya.
Kondisi ini membuat emas diprediksi akan mencatat All-Time High (ATH) baru, memberikan peluang bagi para investor untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga emas yang berkelanjutan.