Minyak Kembali Naik dengan Fokus pada Pasokan OPEC+ dan Prospek Perdagangan

Minyak membukukan sedikit pemulihan pada hari Kamis (24/4) karena investor mempertimbangkan prospek pasokan OPEC+ yang lebih banyak dan dampak dari ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok.
Brent diperdagangkan di atas $66 per barel setelah merosot 2% pada hari Rabu, sementara West Texas Intermediate berada di atas $62. Dolar merosot, membuat komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut lebih menarik.
Beberapa anggota kelompok OPEC+ akan mencari peningkatan pasokan yang lebih besar lagi pada bulan Juni karena perselisihan mengenai kepatuhan kuota memburuk, Reuters melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Ketegangan yang berkembang dalam aliansi tersebut, khususnya dengan Kazakhstan yang selalu menjadi produsen berlebih, telah memicu kekhawatiran bahwa produksi akan terus meningkat pada kecepatan yang lebih cepat dari yang diiklankan selama beberapa bulan mendatang. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya akan mengadakan pertemuan pada tanggal 5 Mei untuk memutuskan apa yang harus dilakukan pada bulan Juni.
“Sampai penyesuaian membaik, kami percaya OPEC+ dapat terus mengurangi produksi lebih cepat dari yang direncanakan,” kata Amrita Sen, salah satu pendiri konsultan Energy Aspects. “Tetapi pengurangan produksi yang lebih cepat itu juga dapat berlanjut lebih dari sekadar Juni.”
Minyak telah turun tajam bulan ini karena kekhawatiran bahwa Tarif AS dan pungutan balasan dari mitra dagang terbesarnya akan memukul aktivitas ekonomi dan memengaruhi permintaan energi. Sementara ada tanda-tanda meredanya ketegangan antara Washington dan Beijing, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan Presiden Donald Trump belum menawarkan untuk menghapus bea secara sepihak.
Minyak Brent untuk penyelesaian Juni naik 0,3% pada $66,35 per barel pada pukul 10:12 pagi waktu London. Minyak WTI untuk pengiriman Juni naik menjadi $62,55 per barel setelah jatuh 3,2% pada hari Rabu, kerugian terbesar dalam dua minggu.
Sementara itu, persediaan Minyak mentah AS meningkat sebesar 244.000 barel minggu lalu, menurut data Pemerintah. Hal itu dibandingkan dengan laporan industri yang mengindikasikan persediaan telah menyusut paling banyak tahun ini.
Namun, beberapa metrik menunjukkan Pasar yang bullish dalam waktu dekat. Selisih harga acuan Brent berada dalam backwardation terluas sejak Januari, suatu struktur yang menandakan pasokan yang lebih ketat. (Arl)
Sumber: Bloomberg

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.