Perak (XAG/USD) diperdagangkan sekitar $32,30 per troy ounce selama sesi Asia pada hari Kamis (17/4), memangkas sebagian kenaikannya dari hari sebelumnya. Logam mulia tersebut berada di bawah tekanan karena sentimen risiko global membaik menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang pengecualian untuk produk teknologi utama dari Tarif “timbal balik” yang baru diusulkan.
Pengecualian tersebut, yang mencakup telepon pintar, komputer, semikonduktor, sel surya, dan layar panel datar, terutama menguntungkan barang-barang yang diproduksi di Tiongkok. Namun, penurunan Perak tetap terbatas karena Trump secara bersamaan meluncurkan penyelidikan terhadap potensi Tarif pada mineral penting, yang selanjutnya meningkatkan ketegangan perdagangan dengan Tiongkok. Penyelidikan tersebut juga meluas ke sektor-sektor seperti tembaga, farmasi, kayu, dan semikonduktor, yang menyoroti terbatasnya kapasitas produksi domestik AS di area-area ini.
Permintaan safe haven untuk Perak juga didukung oleh ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar kebijakan perdagangan AS, bersama dengan permintaan yang lemah untuk Dolar AS (USD) dan surat berharga Treasury. Indeks Dolar AS (DXY) berada di kisaran 99,50, sementara imbal hasil Obligasi Treasury AS 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada di 3,80% dan 4,30%.
Sementara itu, sinyal dovish dari bank sentral utama terus mendukung aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti Emas batangan. Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan di AS, Kanada, Inggris, India, dan Zona Euro pada bulan Maret—bersama dengan potensi penurunan suku bunga PBOC pada kuartal ini—semakin memperkuat kasus logam mulia tersebut.(ads)
Sumber: FXStreet
Perak Bergerak Di Bawah $32,50 Karena Kekhawatiran Perdagangan Mereda
