Harga Minyak naik pada hari Jumat (11/4) karena Pasar Minyak menyesuaikan diri dengan Amerika Serikat yang menjadi sumber risiko geopolitik menyusul pemberlakuan dan penangguhan Tarif oleh Presiden AS Donald Trump.
Harga Minyak mentah Brent naik 20 sen pada hari itu, atau 0,32%, pada $63,53 per barel pada pukul 15.26 GMT sementara Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 19 sen, atau 0,32%, menjadi $60,26.
“AS menjadi risiko geopolitik adalah hal baru bagi Pasar,” kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC. “Kita akan menata ulang papan catur seperti yang kita lakukan setelah Rusia menginvasi Ukraina.”
Meskipun sedikit naik pada hari Jumat, Brent dan WTI dijalur kerugian mingguan kedua berturut-turut pada hari Jumat dengan latar belakang kekhawatiran investor atas resesi yang dipicu oleh perang dagang yang sedang berkembang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
China mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan mengenakan Tarif sebesar 125% pada barang-barang AS mulai hari Sabtu, naik dari yang diumumkan sebelumnya sebesar 84%, setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan Tarif terhadap China menjadi 145% pada hari Kamis.
Trump minggu ini menghentikan Tarif yang besar terhadap puluhan mitra dagang lainnya, tetapi perselisihan yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut kemungkinan akan mengurangi volume perdagangan global dan mengganggu rute perdagangan, membebani pertumbuhan ekonomi global dan mengurangi permintaan Minyak. (Arl)
Sumber: Reuters
Harga Minyak Naik Seiring Pasar Menyesuaikan Diri dari Risiko Kebijakan Perdagangan AS
