Dolar Melemah Ditengah Kekhawatiran Resesi; Euro, Yen Diminati

Mata uang Dolar AS melemah pada hari Senin (7/4) di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi AS serta gangguan ekonomi global akibat Tarif perdagangan pemerintahan Trump.
Pada pukul 05:30 waktu AS (09:30 GMT), Indeks Dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,2% menjadi 102,600, setelah merosot ke level terendah enam bulan pekan lalu, sebelum pulih sebagian.
Dolar Tertekan karena kekhawatiran resesi
Greenback melemah lebih jauh pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan kebijakan perdagangannya, dengan mengatakan pada hari Minggu bahwa tarifnya adalah satu-satunya cara untuk “menyembuhkan” defisit keuangan besar-besaran dengan negara-negara seperti China dan Uni Eropa, dan bahwa Tarif tersebut akan tetap ada.
Sementara kekhawatiran semakin meningkat bahwa perang dagang ini akan menghantam aktivitas ekonomi global, termasuk di ekonomi terbesar dunia, dan Goldman Sachs telah menaikkan peluangnya untuk resesi 2025 menjadi 45% dari 35% seminggu yang lalu, setelah menaikkan perkiraan resesinya minggu lalu.
Di Eropa, Pasangan EUR/USD diperdagangkan 0,2% lebih tinggi menjadi 1,0976, dengan mata uang tunggal tersebut diuntungkan oleh melemahnya Dolar, setelah mengembalikan sebagian keuntungan kuat minggu sebelumnya.
Pasangan GBP/USD diperdagangkan 0,3% lebih rendah menjadi 1,2855, mundur setelah naik ke level tertinggi sejak Oktober pada akhir minggu lalu.
Di Asia, USD/JPY diperdagangkan 0,7% lebih rendah menjadi 145,89, jatuh ke level terendah enam bulan karena meningkatnya permintaan safe haven untuk yen.
Mata uang Jepang juga didukung oleh data upah yang kuat, yang meningkatkan peluang kenaikan suku bunga oleh Bank Jepang dalam waktu dekat.
Pasangan AUD/USD merosot 0,8% menjadi 0,5991, dengan Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko, yang sering bertindak sebagai proksi likuid untuk yuan, terpukul keras.
Sementara bendahara Australia Jim Chalmers memperingatkan bahwa ekonomi dapat terdampak oleh Tarif AS karena keterpaparannya terhadap Tiongkok, dan bahwa ia memperkirakan akan ada lebih banyak lagi pemotongan suku bunga dari Reserve Bank of Australia tahun ini.(yds)
Sumber: Investing.com

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.