Harga Minyak naik pada hari Rabu (26/3) dalam perdagangan Asia awal karena kekhawatiran pasokan yang lebih ketat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Tarif terhadap negara-negara yang mengimpor Minyak dan gas dari Venezuela dan setelah persediaan Minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan.
Harga Minyak mentah Brent naik 25 sen, atau 0,3%, menjadi $73,27 per barel pada pukul 12.14 GMT, sementara harga Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 28 sen, atau 0,4%, menjadi $69,28 per barel.
Pada hari Senin Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengizinkan pemerintahannya untuk mengenakan Tarif menyeluruh sebesar 25% berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional 1977 atas impor dari negara mana pun yang membeli Minyak mentah dan bahan bakar cair Venezuela.
Minyak adalah ekspor utama Venezuela. China, yang sudah menjadi target Tarif impor AS, yang merupakan pembeli terbesarnya. Pemerintahan Trump juga pada hari Senin memperpanjang batas waktu hingga 27 Mei bagi produsen Minyak AS Chevron untuk menghentikan operasinya di Venezuela.
Pencabutan izin operasi Chevron dapat mengurangi produksi di negara itu sekitar 200.000 barel per hari, menurut analis ANZ.
Yang juga mendukung harga, data industri menunjukkan persediaan Minyak mentah AS turun 4,6 juta barel dalam minggu yang berakhir 21 Maret, kata sumber Pasar mengutip angka-angka American Petroleum Institute. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 1 juta barel.
Data resmi Pemerintah AS tentang persediaan Minyak mentah akan dirilis pada hari Rabu.
Untuk membatasi kenaikan harga Minyak, Amerika Serikat mencapai kesepakatan dengan Ukraina dan Rusia untuk menghentikan serangan di laut dan terhadap target energi, dengan Washington setuju untuk mendorong pencabutan beberapa sanksi terhadap Moskow.
Kyiv dan Moskow sama-sama mengatakan mereka akan bergantung pada Washington untuk menegakkan kesepakatan tersebut, sambil menyatakan skeptisisme bahwa pihak lain akan mematuhinya. (Arl)
Sumber : Reuters
Harga Minyak Sedikit Naik Ditengah Kekhawatiran Pengetatan Pasokan
