Tahun Baru Imlek dan Hari Valentine mendorong harga emas mengalami volatilitas yang relatif kecil pergerakannya pada minggu kemarin.
Harga emas pada minggu tersebut bergerak dalam kisaran sempit USD 10 antara antara USD 2,020 dan USD 2,030 per ounce.
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan, bahwa menjelang minggu terakhir bulan Februari harga emas akan bertahan stabil dengan postur bullish yang relatif seimbang.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, memproyeksikan harga emas minggu ini akan mengalami peningkatan.
Sementara itu, ahli strategi pasar senior di Forex.com James Stanley, juga memproyeksikan hal sama. Harga emas akan mengalami peningkatan.
“Saya mempertahankan posisi ‘naik’ untuk minggu ini. Pembeli USD memiliki peluang terbuka setelah laporan IHK minggu lalu tetapi mengingat reaksi terhadap komentar Austan Goolsbee tentang tidak ‘terbalik’ mengenai angka inflasi tunggal, hal ini menunjukkan kepada saya bahwa Fed benar-benar tidak ingin menerima sikap hawkish. pilihan kebijakan saat ini. Ini sebenarnya bukan hanya satu angka inflasi: CPI Inti telah berfluktuasi sekitar 4 persen selama lima bulan terakhir, namun fakta bahwa The Fed telah meremehkan hal ini sangatlah berarti. Dan reaksi pasar sejauh ini tampaknya setuju,” jelasnya.
Faktor Lain
Menurut Stanley, faktor lainnya yang mendorong peningkatan harga emas adalah sikap dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang telah bersikap tegas mengenai penurunan suku bunga dan mengingat besarnya alokasi Euro dalam kuotasi DXY. Hal ini juga dapat terus memberikan tekanan pada USD pada minggu depan, yang ia perkirakan akan menjadi dampak positif untuk emas.
Disisi lain, Kepala strategi mata uang di Forexlive.com Adam Button, menilai sebaliknya mengenai kemungkinan respons The Fed terhadap harga emas.
“Jika kita mendapatkan lebih banyak kejutan data ekonomi positif, The Fed akan mulai kehilangan bias dovishnya. Jika demikian, kita bisa melihat penurunan emas yang signifikan,” kata Button.
Sumber : liputan6