Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan ketiga berturut-turut. Pada tahun depan diproyeksi akan ada beberapa pemangkasan suku bunga acuan.
Dilansir dari CNBC, Kamis (14/12/2023), Federal Open Market Committee (FOMC) dengan suara bulat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) di kisaran 5,25%-5,5%. Keputusan ini melihat kondisi menurunnya tingkat inflasi dan perekonomian yang stabil.
Pasar telah mengantisipasi keputusan The Fed yang membuat suku bunga acuan berada di level tertinggi sejak 2001. Menyusul keputusan tersebut, Dow Jones Industrial Average melonjak lebih dari 400 poin, melampaui 37.000 untuk pertama kalinya.
Ekspektasi suku bunga pejabat The Fed atau dot plot memperkirakan setidaknya akan terjadi tiga kali penurunan suku bunga pada 2024, dengan asumsi kenaikan seperempat poin persentase.
“Masing-masing anggota menunjukkan empat pemotongan lagi pada 2025 atau satu poin persentase penuh. Tiga kali pengurangan suku bunga lagi pada 2026 akan menurunkan suku bunga FFR menjadi antara 2%-2,25%, mendekati perkiraan jangka panjang meskipun terdapat perbedaan besar dalam perkiraan untuk dua tahun terakhir,” ucapnya.
Dengan kemungkinan kenaikan suku bunga telah berakhir, pernyataan tersebut mengatakan bahwa komite akan mempertimbangkan berbagai faktor apa pun untuk pengetatan kebijakan lagi.
“Meskipun cuaca di luar masih dingin, The Fed telah menyarankan potensi pencairan suku bunga tinggi yang dibekukan selama beberapa bulan ke depan,” kata Kepala Investasi di BlackRock, Rick Rieder.
Seiring dengan kenaikan suku bunga selama ini, The Fed telah mengizinkan hingga US$ 95 miliar per bulan hasil obligasi yang jatuh tempo untuk dikeluarkan dari neracanya. Proses tersebut terus berlanjut dan belum ada indikasi bahwa The Fed bersedia membatasi porsi pengetatan kebijakan tersebut.
Sumber : Finance.detik
