RI Minta Dukungan Belanda Minimalisasi Hambatan Akibat EUDR

Indonesia meminta dukungan Belanda sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa, agar Uni Eropa tidak menerapkan kebijakan perdagangan yang dapat berdampak buruk terhadap petani Indonesia.

Perdagangan Indonesia dan Uni Eropa memiliki potensi yang sangat besar, namun dapat terhambat ketika Uni Eropa mengeluarkan regulasi antideforestasi (European Union Deforestation Regulation/EUDR).

Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher yang berlangsung pada Jumat, 25 Agustus 2023, di sela G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Jaipur, India. Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan, yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono, dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan.

“EUDR berpotensi berdampak negatif terhadap ekspor produk unggulan Indonesia seperti sawit, kopi, karet, dan kayu. Kami meminta dukungan kepada Pemerintah Belanda agar meminimalisir hambatan bagi produk Indonesia yang telah memenuhi aspek berkelanjutan untuk masuk ke Uni Eropa,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Kedua pihak juga mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) pada tahun 2024. “Sesuai mandat, Tim Perunding akan mengupayakan penyelesaian perundingan segera. Indonesia juga berharap Pemerintah Belanda dapat mendorong upaya tersebut,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

RI Minta Dukungan Belanda Minimalisasi Hambatan Akibat EUDR
(Foto:Dok.Kemendag)


Dirjen PPI Djatmiko menuturkan, implementasi IEU CEPA diproyeksikan akan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi Indonesia-Uni Eropa. “Belanda merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar di Eropa saat ini, implementasi perjanjian dagang komprehensif tentunya akan saling menguntungkan pelaku bisnis di kedua negara,” tambah Djatmiko.

Total perdagangan Indonesia-Belanda pada periode Januari-Juni 2023 tercatat sebesar USD2,35 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Belanda sebesar USD1,87 miliar serta impor Indonesia dari Belanda sebesar USD484,9 juta. Sedangkan pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai USD6,23 miliar atau meningkat 13,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD5,48 miliar.

Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Belanda yaitu asam lemak monikarboksilat industri, minyak sawit dan fraksinya, bungkil dan residu padat lainnya, kopra, dan asam monokarboksilat asilik jenuh.

Produk impor utama Indonesia dari Belanda yaitu limbah dan skrap kertas; limbah dan skrap plastik; olahan makanan; mentega dari susu; serta bawang merah, bawang putih, dan daun bawang segar.

Sumber : medcom

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.